topbella

Tuesday, March 16, 2010

Merenung Ke Dasar Hati

Ya ALLAH satukanlah hati-hati kami...
Assalamualaikum warahmatuLLAH,

Sudah beberapa ketika diri ini memerhati keadaan sekeliling.. mencari jawapan kepada persoalan-persoalan yang sentiasa berlegar di ruang minda ini. Aneh, pelik dan semakin pelik..

Ke mana hilangnya 'izzah ISLAM itu?
Ke mana perginya quwwah yang selama ini bertaut kukuh pada jiwa ISLAM itu sendiri?
Kenapa Islam kini di pandang hina di sudut mata manusia sedang dulunya ISLAM itu gah dengan kehebatan ke seluruh dunia?

Soalan itu bertalu-talu, sedari dulu lagi ...
lama kelamaan kutemui jawapannya di dalam Kitab Agung yang ternuzul kepada RasuluLLAH..

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama)ALLAH dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat ALLAH ketika kamu dahulu (semasa jahiliyyah) bermusuh-musuh lalu ALLAH mempersatukan hati kamu sehingga dengan kurniaNYA kamu menjadi bersaudara, sedangkan kamu ketika itu berada di tepi jurang neraka, lalu ALLAH menyelamatkan kamu dari sana. demikian ALLAH menerangkan kepada kamu ayat-ayatNYA agar kamu mendapat petunjuk (Ali imran 103)"


Justeru tergambar-gambar di paparan kamera minda ini, akan realiti dan situasi kini yang rata-ratanya umat ISLAM saling bermusuhan, saling berebut harta dan pangkat, saling benci-membenci sesama sendiri.

Si Arab Kuwait Benci kepada Si Arab Mesir, Si Melayu Johor Benci kepada Si Melayu Kelantan dan sebaliknya (maaf sedikit provokasi; tetapi ini adalah realiti) .. dan si Islam Syiah Benci kepada Si Islam Sunni, begitu pula berlakunya di dalam realiti yang dikatakan Wahabism dan Ahlul Sunnah Wal Jamaa'ah.

Apakah dengan memakai sikap sebegini mampu menjamin kita masuk ke syurga ALLAH? Apakah dengan membenci saudara seISLAM kita menjadikan kita lebih mulia di sisiNYA?
Atau apakah dengan bermusuh sesama Muslim itu menjadikan kita lebih berkuasa ke atas kaum kuffar?

Jawapannya, terpulang kepada kita semua untuk menilainya, terpulang untuk kita menimbang-nimbang, adakah sikap sebegitu telah menjahanamkan 'izzah ISLAM itu sendiri ataupun tidak. Dan renunglah kembali kepada kalimah suci yang terukir di lembaran al-maidah:

"Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad(keluar) dari agamanya, maka kelak ALLAH akan mendatangkan suatu kaum:
1. Dia mencintai mereka dan mereka mencintaiNya,
2. dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman
3. tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
4. yang berjihad di jalan ALLAH
5. dan yang tidak takut pada celaan orang yang mencela.

Itulah kurnia Allah yang diberikanNya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas pemberianNya, Maha Mengetahui. (al-Maidah 54)

Lantas, terasa sayu kerna terpukul dek realiti kini, di mana umat Islam yang ada di antaranya mengaku mereka pejuang ISLAM, Mujahid pembangkit agama terus-terusan diserang penyakit mazmumah di hati masing-masing, membenci sesama muslim dan alangkah lebih teruknya lagi, merasa diri itu mulia berbanding insan lain. Pertelingkahan di antara insan " pengisi kemenangan Islam" terus berleluasa, dari dahulu, kini dan selamanya.

Usah merenung jauh, kita lihat sendiri sahaja pada realiti di tanah air, bagaimana Jemaah A dan Jemaah B bertelingkah, dan Jemaah C pula berada di atas pagar, dan tiada usaha untuk mengislahkan antara kedua saudara yang bertengkar itu. Sedangkan telah di perintahkan Ilahi, "damaikanlah antara kedua saudara yang bermusuhan itu" ( Al-Hujurat: 9) .

Adakah masih layak kita menggelarkan diri kita muhahid wa mujahidah fi sabiliLLAH andai perintah ilahi itu dipandang sepi? Malah kita termasuk pula ke dalam golongan yang memusuhi saudaranya itu? LAYAKKAH KITA?

Maka, di sini, ana menghumbankan segala kesalahan ke bahu para syaitan yang bakal direjam, dan juga mengucap setinggi tahniah kepada syaitan-syaitan ini kerana telah berjaya menipu daya umat ISLAM kini.

Ayuh, sahabat.. adakah kita masih lagi ingin membiarkan diri di tipu daya syaitan sehingga tidak nampak mana musuh sebenar, mana saudara seperjuangan. Ataupun kita memilih untuk bersatu sekalian umat Islam, bersama gelombang bernafas baru, kembali mendaulatkan ISLAM di muka bumi ini.

Semoga ALLAH mempermudahkan urusan kita.. Ameen.
Allahu Ma'ana ( ALLAH BERSAMA-SAMA KAMI)
Allahu 'alam.

Friday, March 5, 2010

Bila mata terbuka

Setiap bangun tidur dan membuka mata,yang terucap adalah kalimat syukur bahwa Allah masih mengizinkan diri ini kembali melihat fajar.Merasai hembusan angin bayu pagi yang menerobos celah jendela dan menjumpai semua yang semalam terlihat sebelum mata terpejam masih seperti sedia kala, tidak ada yang berubah.

Kemudian melangkahlah dengan iringan doa di gerbang mungil menuju arena perjuangan kehidupan,dengan tuntutan-Nya lah diri ini tak melangkah ke jalan yang salah,tak menjamah yang bukan hak,tak melihat yang dilarang,tak memamah yang tidak halal,tak mendengar yang batil,dan tak banyak melakukan sia-sia.Kerana setiap waktu yang terlewat pasti akan ditagih tanggunjawabnya.Lantaran semua jalan yang dilalui akan diminta kesaksiannya atas diri ini dan sebab seluruh indera ini akan diminta bicara tentang apa-apa yang pernah tercipta.

Hari ini, masih ada lali terbuat.Masih juga lengah sehingga khilaf tercipta.Mesti segunung peringatan pernah didengar,mulut ini masih terselit berucap dusta,saringan telinga ini tetap tak mampu membendung suara-suara melena lalaikan dan masih saja ada perbuatan yang salah,walau itu dalam bingkai alpa.Padahal,di setiap terminal ruhiyah.Sedikitnya 5kali sehari lidah ini berucap,tangan ini tertengadah dan mata ini menitikkan butir bening,seraya memohon perlindungan dari Allah dijauhkan dari salah dan dosa.Tetapi, masih juga langkah ini menuju arah yang sesat.

Setiap hari menangis, setiap hari meminta ampunan,setiap hari mencipta dosa,esok sibuk bersujud,meluluhkan air mata,menyusun kalimah doa,mengayam pinta smeoga Allah menghapusnya,bahkan kadang lupa.Padahal,bias saja sedetik kemudian diri ini tak lagi sempat memohon ampunan.Lupakah bahawa waktu sangat cepat berlalu.Lupakah pula bahawa menyesal di akhirat hanyalah kesiaan yang nyata?

Bagaimana jika hari esok tak pernah datang, padahal baru saja seharian ini berenang di lautan dosa,padahal belum sempat menghapus noda hari ini , kelmarin,seminggu yang lalu,setahun lalu dan bertahun-tahun yang lalu.Bagaimana jika Allah tak berkenan membukakan mata diri ini setelah sepanjang malam terlelap? Bagaimana jika perjumpaan dan canda riang bersama keluarga semalam adalah yang terakhir kalinya,ketika esok harinya ruh ini melihat seluruh keluarga menangisi jasad ini yang terbujur kaku berkafan putih..

Bagaimana jika matahari esok terbit dari barat, tak seperti biasanya dari timur? Padahal hari ini lupa menyebut nama-Nya.Padahal di hari ini,belum sempat mengunjungi satu persatu keluarga,kerabat,sahabat,tetangga dan orang-orang yang pernah tersakiti oleh lidah dan tindakan kita.Sudah terlalu lama tak mencium kaki orang tua mencari keredhaannya,walau tak terhitung salah diri.Belum lagi sempat berderma,setelah derma kecil beberapa tahun lalu yang sering kita banggakan.

Dan jika memang esok tak pernah datang.Sungguh celakalah diri ini.Benar-benar celaka, bila belum sempat mencuci dosa sepanjang hidup,bila belum mendengar ungkapan maaf dari orang-orang yang pernah terzalimi,bila belum menyisihkan harta yang menjadi hak orang lain,bila belum sempat meminta ampun atas segala salah dan khilafnya yamg tercipta.
Maka saat pagi Allah masih memperkenalkan diri menikmati fajar ,mulaikan hari dengan kalimat

“Terima Kasih Allah”

“Terima Kasih Allah”

“Terima Kasih Allah”

Semoga kita semua beroleh keampunan dari ilahi atas segala kesilapan dan kejahilan kita sepanjang hidup bernama manusia..

Wednesday, March 3, 2010

AIR MATA KEINSAFAN

Kenapakah begitu susah untuk aku mengubah diri ini agar menjadi insan berguna pada mata Ilahi?Kenapa begiru sukar diri ini untuk menerima segala kebenaran yang diajarkan padaku?Begitu hitamkah hati ku ini?

Begitu menggunungkah dosa diri ini?Layakkah aku untuk meminta ampunanMu ya Allah?Masih adakah ruang untuk hidayahMu bertapak dalam ruangan hati hitam ini ya Allah?

Kenapa begitu susah diri ini untuk mengalirkan air mata apabila disebut nama yang Maha Esa…?Kenapa begitu berat air mata ini untuk mengalir mendengar nama Rasulullah s.a.w?kenapa begitu jauh diri ini jika dibanding dengan para pejuang Islam yg lain?Aku jua muslim yang sama-sama ingin melihat kebangkitan Islam….

Aku jua muslim yang bersama-sama melawan arus jahiliyah..Tapi diri ini tetap ku rasakan masih sungguh jauh untuk menghampiri gerbang syurga-Mu ya Allah……
Tapi aku tidak sanggup dengan siksaan api neraka-Mu...

Ya Allah……
Hinanya diri ku ini ya Allah…
Kotornya diri ku ini ya Allah…
Jijiknya diri ku ini ya Allah…
Berilah hidayah padaku ya Allah…
Janganlah Kau tinggalkan aku walau sesaat…
Pimpinlah aku dalam setiap detik perbuatanku…
Aku tidak sanggup jika Kau berpaling dari memandang diri ini…
Tidak sanggup ya Allah….
Segala-galanya aku berserah pada Mu…
Aku tidak apat membayangkan diriku tanpa pimpinan-Mu ya Allah…
Aku tidak sanggup menjadi sehina-hina manusia pada pandangan-Mu…

Astaghfirullahalazim…
Ampunilah aku dalam setiap kejahilan dan kelekaanku….
Hanya pada Engkau aku bergantung dan mengharap segala-galanya….
Air mata membasahi pipi….

Adakah ini air mata keinsafan???
Ini adalah air mata kehinaan yang melanda diri ini…
Diri ini sedih dengan apa yg telah hambaMu ini lakukan….
Aku ingin meminta sesuatu dari Mu..

Tapi aku sungguh malu padaMu ya Allah..
Aku teringat perjuangan Hassan Al-Banna..
Aku sangat mengagumi perjuangan beliau…
Aku mengagumi perjuangan Syed Qutub…

Tapi ya Allah…
aku malu ya Allah untuk menyatakannya…
Masih layakkah diri ini menyebut nama Hassan Al-Banna?
Nama syed Qutub?
Masih tersisakah pejuang sepertinya untuk diri ini….

Malunya aku ya Allah dengan permintaan ini...
Aku tidak layak memikirkan tentangnya..
Wanita seperti manakah yang Kau pilihkan untuk mereka…?
Wanita yang bagaimanakah yang telah Kau pilih untuk melahirkan mereka?
Semestinya seperti Zainab Al-Ghazali dan mereka yang seangkatan dengan beliau…

Aku ingin sekiranya boleh mendampingi orang-orang sekaliber mereka. Seorang yang hidupnya semata-mata untuk Allah. Mereka tak tergoda rayuan harta dan benda apalagi wanita. Aku ingin sekiranya boleh menjadi seorang ibu bagi mujahid-mujahid seperti Hassan Al-Banna.Masih tersisakah mujahid seperti Al-Banna untukku ya Allah…?

Layakkah diri ini untuk menjadi peniup semangatnya?
Aku sungguh malu menyatakannya ya Allah…
Sungguh hina diri ini…
sungguh kotor diri ini…
Sungguh lemah diri ini untuk mujahid seperti mereka…

Air mata ini jika dialirkan hingga titisan terakhir,
namun ia masih tidak mencukupi untuk menyatakan rasa bersalah dengan dosa-dosa diri ini yang menggunung tinggi...

Ya Allah…..
Pimpinlah daku…
Janganlah Kau tinggalkan aku walau sesaat cuma
Aku tidak sanggup dibiarkan dlm lumpur dosa2 hina….
Ampunilah aku ya Allah….
Astaghfirullahalazim…
Astaghfirullahalazim…
Astaghfirullahalazim…

Apa yang Kau panggil CINTA

Apa yang kau panggil cinta
Bukanlah seindah mimpi yang indah
Kerana ia cumalah bayangan ilusi
Cumalah mainan tidur yang berpanjangan

Apa yang kau panggil cinta
Bukanlah satu kebahagiaan yang kau harapkan
Kerana ia cumalah patung permainan
Yang berselerakan di hati dia

Apa yang kau panggil cinta
Bukanlah permata yang seutuh berlian
Ia cumalah kaca nan terang
Cuba menyilaukan pandangan mu di tengah sahara
Apa yang kau panggil cinta
Barangkali cuma bunga di mata
Dihati seperti duri yang bisa Apa yang kau panggil cinta
Cuma logamaya di tengah gurun
Nampaknya indah umpama penyelamat
Sedang ia cuma di kejauhan pandangan

Apa yang kau panggil cinta
Adalah keindahan yang berseni
Namun lekok-lekok garisannya
Membuatkan ia menjadi jalan panjang yang menakutkan
Apa yang kau panggil cinta Cuma
indah apabila kau membawa Tuhanmu menyertainya

Tentang penulis

My photo
Seindah Hiasan Adalah Wanita Solehah Kau di gelar sebagai penyeri dunia... hadir mu melengkap hubungan manusia... bukan saja dirindui yang biasa... malah adam turut sunyi tanpa hawa... akalmu senipis bilahan rambut... tebalkanlah ia dengan limpahan ilmu... jua hatimu bak kaca yang rapuh... kuatkanlah ia dengan iman yang teguh... Tercipta engkau dari rusuk lelaki... bukan dari kaki untuk di alasi... bukan dari kepala untuk di junjung... tapi dekat di bahu untuk dilindung... dekat jua di hati untuk di kasihi... engkaulah wanita hiasan duniawi....